The Showdown

Setelah susah payah mengumpulkan bukti kejahatan para street racer, aku pun memberikan laporan pada inspektur Lynh.. Dari gembong street racer ternama, yaitu G-Mac, banyak bukti yang kudapat. Namun malang nasib Lynh. Inspektur wanita seksi itu ditawan oleh Chao Wu, musuh besar G-Mac yang juga seorang bos geng pembalap liar.

Aku pun berusaha membebaskan Lynh dengan jaminan sebuah Porsche 911 Turbo yang kuserahkan kepada Chao Wu. Lynh pun dilepaskan dari ikatannya. Namun, mendadak ia meraih pistol dari tangan Chao Wu dan menghabisi semua yang ada di sana kecuali diriku yang masih berdiri mematung. Terhenyak karena shock.

Belum sempat aku menyadari kejadian itu, Lynh meraih koper berisi barang bukti dan menodongku. Aku pun menyerahkan koper itu.

"Terima kasih untuk semua bantuanmu, pretty boy." ujar Lynh sambil tersenyum sinis.

Ternyata dia berkhianat dan hendak menjual bukti-bukti itu untuk kepentingan pribadinya. ia pun masuk ke dalam Prsche full modif itu dan melarikan diri.

Tak tinggal diam, aku pun mengambil Lamborghini Gallardo kesayanganku, hadiah dari G-Mac karena aku berhasil mencuri McLaren F1 milik Chao Wu. Memang kecepatannya tidak seberapa jika dibandingkan dengan Nissan GT-R milkku yang bisa mencapai 380 km/h. Namun akselerasi dan handling Gallardo masih yang terbaik.

Porsche Lynh mulai terliha di kejauhan. Ia berjalan santai. Sepertinya ia tidak sadar kalau diikuti. Kunaikkan transmisi ke gear 5, kutekan tombol NOS, dan brakk... Kuhantam bumper belakang Porsche 911. Lynh pun nampak terkejut. Ia segera menginjak pedal gas dalam-dalam untuk melarikan diri. Dengan kecepatan yang hampir seimbang, sangat sulit mengikutinya di jalan tol yang dipenuhi mobil-mobil penduduk kota.

Dari kejauhan terdengar suara sirine meraung-raung. Bagus, polisi datang membantu, begitu pikirku karena aku juga seorang polisi yang menyamar. Terlihat 1 unit K9 dan 2 Chevrolet Chevelle milik polisi mendekat ke Gallardo ku. Namun tak disangka, K9 itu menghantam bagian kiri mobilku. Damn! Ternyata polisi itu datang atas perintah Lynh yang masih belum tercium kejahatannya oleh pihak kepolisian. Susah payah aku meloloskan diri, tiba-tiba terlihat tumpukan pipa beton di pinggir jalan. Kuhantam penutupnya, dan pipa berserakan di tengah jalan. Cukup untuk membantu kabur dari polisi.

Kulirik spion, sudah tidak ada polisi yang mengejar. Mendadak aku dikejutkan oleh kehadiran helikopter polisi di atasku. Sial, mereka kembali menemukanku. Lynh masih meliuk-liuk anggun di antara barisan mobil di jalan tol. Dia pun masuk ke terowongan. Lucky! begitu pikirku. Benar saja. Setelah keluar dari terowongan, helikopter polisi sudah tak nampak lagi.

Just you and me Lynh.

Lynh yang mulai ketakutan pun mengambil jalan pintas ke dalam tempat parkir gedung kepolisian. Jalan berliku menjadi makanan empuk handling dan akselerasi Gallardo. Dengan sedikit skill drift yang kupelajari dari G-Mac, ditambah dorongan NOS membuatku melahap arena tanpa lecet sedikitpun. Sementara itu, Lynh yang kurang mahir mengemudi terlihat kepayahan. Dan di antara mobil-mobil terlihat dirinya yang ketakutan, dan brakkk.. Kembali kuhantam bagian mesinnya. Asap terlihat mengepul dari balik kap mesinnya. Daya tahan Porsche memang patut diacungi jempol. 911 Turbo masih bisa berlari menjauh. Aku pun mengejarnya yang berlari keluar, kembali ke jalan raya.

Merasa sudah hampir menang, aku pun lupa diri. Mendadak kilatan cahaya lampu menyilaukan mataku. Dan, brakk.. Sebuah pickup milik peternak desa setempat menghantam Gallardo tepat di bagian mesinnya. Aku pun kehilangan kendali. Lynh menghilang dari pengamatanku. Sial.

Aku pun kembali melakukan pengejaran. Di layar GPS masih terlihat arah larinya, karena di dalam Porsche sudah kupasang alat pelacak. Aku pun mengambil jalan pintas lewat kafe pinggir jembatan. Untung-untungan. Kalau Lynh mengetahui hal ini dan berbelok ke arah jalan 1 arah, tamatlah sudah, aku tidak akan bisa mengejarnya karena akan memutar terlalu jauh. Untungnya dia tetap bergerak di jalan tol. Aku pun melompat dari jembatan dan bergerak di sampingnya.

Wajahnya tampak pucat dan berkeringat. Nampaknya kabur dariku begitu menguras staminanya. Make up nya mulai luntur dan tangannya gemetar saat aku melihatnya dari kaca mobilku yang berlari berdampingan.

Game over madam..

Dari balik kacamata hitamku, terlihat pemandangan yang menakjubkan. Sosok Lynh yang ketakutan terlihat begitu indah. Di depan nampak pagar pembatas jalan. Kutekan tombol NOS, tabung NOS terakhirku, dan kudahului mobilnya selangkah. Setir kubanting ke kiri, menjauhi Porsche yang sudah berasap itu. Dan dengan satu gerakan, kubanting setir ke kanan, kutarik handbrake, dan bumm.. Gallardo yang juga sudah ringsek karena bertabrakan dengan pickup tadi menghantam bodi Porsche 911 Turbo. Kami berdua pun menabrak pagar pembatas jalan. Pintu Porsche tidak ada yang bisa dibuka, karena pintu kanannya terhalang pagar, dan pintu kirinya kublok dengan mobilku. Aku pun keluar dari mobil dan menelepon atasanku.

Polisi pun berdatangan dan menangkap pengkhianat itu.

Need For Speed Undercover tamat!!

My car list :
- Nissan 240 SX (my first car)
- Lotus Elise (first pink slip from Carmen Mendez)
- Chevrolet Chevelle SS (my best muscle, first car I bought)
- Audi TT Quatro (won from duel with Dodge Charger Super Bee)
- Mitsubishi Lancer Evo X (stolen from showroom)
- Lamborghini Gallardo (gift from G-Mac)
- Nissan GT-R (my supercar)

Hwhw.. Just for fun..

Nama dan cerita sedikit dimodifikasi..


Porsche 911 Turbo


Full Modified Lamborghini Gallardo


No response to “The Showdown”

Posting Komentar